Monday, May 18, 2009

Survival Company

Perusahaan yang Survive

Perusahaan sesuai dengan tujuan pendiriannya, secara umumnya, pasti diharapkan memiliki usia yang tidak terbatas. Harapan sang pendiri, pasti menginginkan perusahaan yang dia dirikan memiliki rentang usia yang panjang. Syukur-syukur bisa dialihkan kepada anak cucu, generasi berikutnya. Harapan ideal ini tidak begitu saja mudah terwujudkan apabila sang pendiri ketika menjalankan perusahaan tidak memiliki strategi yang jitu untuk mewujudkannya.

Belajar dari perusahaan-perusahaan yang sudah bisa dijadikan “benchmark” karena memiliki prestasi yang bisa jadi acuan, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Diantaranya adalah;

Pertama, sikap sensitif (adaptif) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang sedang melingkupinya. Dalam falsafah jawa, sering juga kita dengar bahwa, kita sebagai sosok manusia harus “empan papan” tahu diri, tahu kontek yang sedang melingkupi diri kita. Perusahaan juga harus menerapkan prinsip ini, sehingga perlu di ditanamkan sejak dini sikap adaptif/sensitif ini kepada siapapun yang berada dalam lingkungan perusahaan.

Kedua, adanya sikap kohesivitas, kohesivitas disini adalah gambaran adanya perasaan yang amat kuat terhadap identitas perusahaan. Semua elemen yang terhimpun dalam perusahaan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Sehingga ego diri atau kelompok dalam perusahaan dikesampingkan. Sehingga tujuan mereka berhimpun dalam perusahaan semata-mata adalah untuk pencapaian tujuan perusahaan. Semangat inilah yang selalu dipupuk oleh semua insan yang ada didalam perusahaan.

Ketiga, mengembangkan sikap toleran. Maksud dari dikembangkannya sikap toleran adalah diberikannya kebebasan dari setiap insan yang ada di perusahaan untuk melakukan improvisasi, pengembangan ide, kreativitas mereka dengan harapan dengan dikembangkannya sikap seperti ini maka secara langsung akan berdampak pada kemampuan organisasi yang semakin meningkat. Sikap toleran ini dimaksudkan agar tidak adanya sentralisasi kekuasaan, dan kekuasaan tidak dipegang oleh satu orang saja.

Keempat, sikap konservatif terhadap keuangan perusahaan. Maksud dari sikap ini adalah, dikembangkannya prinsip kehati-hatian terhadap penggunaan sumber daya financial yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus betul-betul menghitung segala resiko yang akan muncul dan harus dihadapi kedepannya, terkait dengan permasalahan keuangan. Dari sikap ini, diharapkan muncul kecermatan perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya financialnya untuk menopang pencapaian tujuan didirikannya perusahaan ini.

Strategi bersaing perusahaan adalah masalah yang harus pertama kali dirumuskan oleh pendiri perusahaan, sebelum membentuk wadah yang bernama perusahaan. Namun perlu di perhatikan bahwa komitmen untuk melaksanakan atau mengimplementasikan strategi bersaing tersebut adalah yang lebih utama. Belajar dari Mc Donald's, banyak orang mempercayai bahwa salah satu kunci keberhasilannya adalah kemampuannya untuk merebut dan memenangkan masa depan karena adanya disiplin yang ketat dalam mengeksekusi dan mengimplementasikan strategi bersaing yang telah ditetapkannya.... (msh).

No comments: